Rabu, 18 Januari 2012

Makalah Komunikasi Kelompok


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dalam kehidupan bersosial, kita sebagai manusia tidak dapat untuk tidak berkomunikasi. We can’t not communicate. Pun halnya saat kita berkelompok. Komunikasi seakan menjadi ruh dalam jasad sebuah kelompok.
Salah satu factor penting yang dapat mempengaruhi sukses atau gagalnya suatu kelompok/komunitas bergantung pada komunikasinya. Seberapa intens dan efektif suatu komunikasi dapat dibangun. Dalam komunikasi kelompok sering kali ada kegiatan penting yang sangat menunjang keberhasilan kelompok tersebut. Kegiatan tersebut adalah kegiatan Diskusi Kelompok.
Saat ini, banyak permasalahan yang terjadi di kalangan sebuah kelompok dan inti masalahnya adalah kurangnya komunikasi. Sebagai aktivis mahasiswa, penulis pun banyak makan garam dan asam terkait permasalahan dalam sebuah kelompok. Permasalahan komunikasi yang terjadi pun tak hanya intern saja tapi juga eksternalnya.
Berdasarkan permasalahan di atas, penting kiranya penulis yang berkutat di dalam beberapa kelompok, mengkaji dan mencarikan solusi terbaik untuk semua pihak.  Maka dari itu, penulis mencari informasi dan menyusun makalah mengenai Discussion Group yang mudah-mudahan bisa menjadi solusi. Hal ini pun merupakan salah satu upaya pemenuhan tugas mata kuliah Komunikasi Kelompok.
1.2  Rumusan Masalah
Agar penulisan makalah ini tersusun secara sistematis dan terarah, maka rumusan masalah yang perlu untuk dibahas adalah sebagai berikut :
1.2.1        Apa yang dimaksud dengan Komunikasi ?
1.2.2        Apa yang dimaksud dengan Kelompok ?
1.2.3        Bagaimana Karakteristik Komunikasi Kelompok ?
1.2.4        Bagaimana Bentuk Komunikasi Kelompok ?
1.2.5        Bagaimana Teori Komunikasi kelompok Menurut Fisher ?

1.3  Tujuan Penulisan
Semua aktifitas yang dilakukan tentunya harus mempunyai tujuan yang jelas, sehingga diharapkan akan memperoleh hasil yang maksimal dan tentu saja dalam proses di dalamnya pun membutuhkan langkah-langkah konkret yang sistematis. Adapun tujuan penulisan makalah ini secara detail adalah sebagai berikut :
1.3.1        Mengetahui pengertian Komunikasi.
1.3.2        Mengetahui pengertian Kelompok.
1.3.3        Mengetahui Karakteristik Komunikasi Kelompok.
1.3.4        Mengetahui Bentuk Komunikasi Kelompok.
1.3.5        Mengetahui Teori Komunikasi kelompok Menurut Fisher.

1.4  Ruang Lingkup Penulisan
Ruang lingkup karya ini tak terlepas dari rumusan masalah dan tujuan penulisan makalah ini. Adapun ruang lingkup penulisan yang akan di bahas adalah seputar; Pengertian Komunikasi, Pengertian Kelompok, Pengertian Komunikasi Kelompok, Karakteristik Komunikasi Kelompok, Bentuk Komunikasi Kelompok, dan Teori Komunikasi kelompok Menurut Fisher.
1.5 Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan metode studi pustaka dan analisis kegiatan organisasi berdasarkan pengalaman sendiri dan orang lain. Metode pustaka, yang di mana dalam proses penyusunannya, tak terlepas dari berbagai buku literature yang bisa dipertanggungjawabkan serta rujukan lain berupa artikel-artikel dari internet. Walau begitu, penulis pun selektif dalam memilih buku yang lebih mengarah dan berbobot sebagai penunjang tersusunnya makalah ini. Sedangkan, analisis kegiatan organisasi berupa keikutsertaan penulis sebagai aktivis di beberapa organisasi atau kelompok mahasiswa dan masyarakat.
1.5  Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut ;
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang
1.2        Rumusan Masalah
1.3        Tujuan Penulisan
1.4        Ruang Lingkup Penulisan
1.5        Metode Penulisan
1.6        Sistematika Penulisan
BAB II DISKUSI KELOMPOK MENURUT FISHER
2.1   Definisi Komunikasi
2.2   Definisi Kelompok
2.3   Definisi Komunikasi Kelompok
2.4   Karakteristik Komunikasi Kelompok
2.5   Bentuk Komunikasi Kelompok
2.6   Teori Komunikasi Kelompok Menurut Fisher

BAB III PENUTUP
3.1    Simpulan
3.2    Penutup

DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
DISKUSI KELOMPOK MENURUT FISHER

2.1  Definisi Komunikasi
      Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti “sama”. Kata “sama” di sini maksudnya adalah sama makna. Jadi, secara singkat komunikasi dapat dikatakan sebagai suatu proses penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan untuk mencapai kesamaan makna.
Komunikasi menurut dosen Komunikasi Organisasi,  mempunyai pengertian sebagai proses penyampaian pesan dari komunikan dengan menggunakan media tertentu dengan tujuan merubah perilaku
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling memengaruhi di antara keduanya. Pada umumnya komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua pihak.
           Komunikasi menurut beberapa para ahli, adalah sebagai berikut:
1.         Menurut Carl I Houland (Psikology)
Proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang verba) untuk mengubah perilaku orang lain.
2.       Menurut R.Miller
Terjadi ketika suatu sumber menyampaika suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.
3.      Menurut Everett M. Rogers
Proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
4.      Menurut Stewerl L Tubbs & Silvia Moss
Proses pembentukkan makna di antara dua orang atau lebih.
5.      Menurut Harold D Lasswell (Politic)
Cara terbaik untuk memahami atau menggambarkan komunikasi, maka diajukan pertanyaan...
Who? Says, what? In wich channels? To whom? With what effect?

2.2    Definisi Kelompok
      Kelompok merupakan sekumpulan orang-orang yang terdiri atas tiga orang atau lebih yang memiliki keterkaitan psikologis terhadap sesuatu hal yang saling berinteraksi satu sama lain. Suatu kelompok memiliki suatu tujuan dan organisasi serta cenderung melibatkan interaksi antara anggota-anggotanya.
      Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahwa kelompok adalah kumpulan manusia yang merupakan kesatuan beridentitas dengan adat istiadat dan system norma yang mengatur pola-pola interaksi antar manusia. Sedang, Robert F Bales mengasumsikan Kelompok adalah “sejumlah orang yang terlibat dalam interaksi satu sama lain dalam suatu pertemuan yang bersifat tatap muka”.
2.3    Definisi Komunikasi Kelompok
Seperti halnya definisi-definisi lain, komunikasi kelompok pun selalu diutarakan berbeda-beda untuk setiap pakarnya. Perbedaan pendapat ini wajar sekali, mengingat para pakar yang mengemukakan pendapat mengenai komunikasi kelompok pun berbeda latar belakangnya, mulai dari pengalaman, sampai pendidikan yang berbeda satu sama lain. Latar belakang psikologi, sosiokologi, dan komunikologi dapat membedakan pendapat para pakar karena objek formal di setiap bidang kajiannya berbeda namun terdapat juga persamaan pada objek materialnya, yaitu manusia.
Komunikasi kelompok merupakan komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang. Komunikasi kelompok terbagi atas kelompok kecil ataupun kelompok besar tergantung pada jumlah orang yang terlibat dan sejauh mana hubungan psikologisnya.
2.4    Karakteristik Komunikasi Kelompok

Karakteristik komunikasi kelompok, yaitu norma (persetujuan atau perjanjian tentang bagaimana orang-orang dalam suatu kelompok berperilaku satu dengan lainnya; ada tiga kategori norma yaitu norma sosial, prosedural, dan norma tugas) dan peran (pola-pola perilaku yang diharapkan dari setiap anggota kelompok; ada dua fungsi peran dalam kelompok, yaitu fungsi tugas dan fungsi pemeliharaan).
Karakteristik dari kelompok kecil, yaitu : ditujukan pada kognisi komunikan, prosesnya berlangsung secara dialogis, sirkular, komunikator menunjukkan pesan atau pikiran kepada komunikan, umpan balik berbentuk verbal. Sedangkan karakteristik dari kelompok besar, yaitu : ditujukan kepada Afeksi komunikan, prosesnya berlangsung secara linear, dialogis namun berbentuk tanya jawab. Suatu kelompok disadari atau tidak berpengaruh sangat besar terhadap cara suatu individu dalam bertindak, bersikap, berperilaku, dan pola pikir.
Komunikasi kelompok biasanya digunakan untuk bertukar informasi, menambah pengetahuan, memperteguh atau mengubah sikap dan perilaku, mengembangkan kesehatan jiwa, dan meningkatkan kesadaran.

2.5    Bentuk Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok terdiri atas dua bentuk, yaitu :
a. Komunikasi Kelompok Deskriptif
Dalam komunikasi kelompok deskriptif, pengelompokkan sejumlah orang terdiri atas kelompok tugas, kelompok pertemuan, dan kelompok penyadar.
b. Komunikasi Kelompok Perspektif
Dalam komunikasi kelompok perspektif akan dijelaskan bagaimana suatu kelompok dapat menyelesaikan suatu persoalan, menyelesaikan tugas, menyampaikan gagasan, dan hal-hal lain yang dapat dikomunikasikan antara sejumlah orang yang terlibat dalam kelompok tersebut. Berikut ini adalah format yang biasa dilakukan pada komunikasi kelompok perspektif, antara lain :
1.      Diskusi meja bundar adalah format berdiskusi dengan cara melingkar dimana tidak ada seorang moderator yang ditunjuk secara khusus.
2.      Diskusi panel adalah format khusus yang anggota-anggota kelompoknya berinteraksi, baik berhadap-hadapan maupun melalui seorang mediator, di antara mereka sendiri dan dengan hadirin, tentang masalah yang controversial.
3.      Simposium adalah serangkaian pidato pendek yang menyajikan berbagai aspek dari sebuah topik atau posisi yang pro dan kontra terhadap masalah yang controversial, dalam format diskusi yang sudah direncanakan sebelumnya.
4.      Forum ceramah adalah format diskusi yang dilakukan terutama sekali untuk saling berbagi informasi.
5.      Kolokium adalah sejenis format diskusi yang memberikan kesempatan pada wakil-wakil khalayak untuk mengajukan pertanyaan yang sudah dipersiapkan kepada seorang (atau beberapa orang) ahli.
6.      Prosedur parlementer adalah format diskusi yang secara ketat mengatur peserta diskusi yang besar pada periode waktu yang tertentu ketika sejumlah keputusan harus dibuat.
7.      Konferensi adalah wakil-wakil organisasi berkumpul untuk membicarakan masalah tertentu.
8.      Seminar adalah seorang /kelompok ahli yang bertugas menjawab pertanyaan-pertanyaan hadirin/pers.
Keberadaan suatu kelompok dalam masyarakat dicerminkan dengan adanya fungsi-fungsi yang dilaksanakannya. Fungsi-fungsi tersebut, antara lain fungsi hubungan sosial, fungsi pendidikan, fungsi persuasi, fungsi pemecahan masalah, fungsi pembuatan keputusan, dan fungsi terapi.

2.6    Teori Komunikasi kelompok Menurut Fisher
Model Fisher sesuai dengan namanya bahwa teori ini dikemukakan oleh Aubrey Fisher. Adanya teori ini dilatar-belakangi adanya pembagian dari kelompok besar. Teori ini merupakan suatu bagian dari tindak komunikasi kelompok tugas. Dalam model Fisher ini ada empat tahap yang harus dilewati seseorang dalam menjalani suatu hubungan dengan anggota kelompok.
Asumsi Dasar dan Uraian Teori
Teori ini menjelaskan bagaimana proses yang harus dilewati seseorang dalam suatu kelompok untuk menghasilkan sesuatu yang disepakati bersama antar anggota kelompok. Asumsi dasar dari teori adalah adanya tahapan-tahapan yang harus dilalui seseorang untuk menjalin hubungan dengan orang lain (anggota dalam kelompoknya). Tahapan-tahapan tersebut terdiri atas :
1.      Orientasi, pada tahapan ini seorang individu akan berusaha untuk saling mengenal, saling menangkap perasaan anggota kelompoknya, dan mencoba menemukan peranan dan status. Dalam tahapan ini akan ada kecenderungan perbedaan pendapat.
2.      Konflik, tahapan ini merupakan tindak lanjut dari adanya perbedaan pendapat pada tahap pertama. Dalam situasi ini terdapat peningkatan perbedaan antara satu individu dengan anggota kelompok lainnya, setiap individu berusaha mempertahankan apa yang ia inginkan.
3.      Pemunculan, pada tahap ini setiap individu berusaha untuk mengurangi tingkat perbedaan pendapat. Tujuannya untuk mengurangi konflik, namun yang terjadi adalah individu sudah tidak lagi memiliki kejelasan dalam menentukkan sikap.
4.      Peneguhan, tahap akhir yang dilakukan seseorang dalam kelompoknya yaitu bagaimana para anggota memperteguh konsensus kelompok. Dalam hal ini akan ada saran bagaimana penyelesaian yang baik dan akan ada keputusan dari perbedaan yang ada pada para anggota.

























BAB III
PENUTUP
3.1    Simpulan
3.1.1        Komunikasi dapat dikatakan sebagai suatu proses penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan untuk mencapai kesamaan makna.
3.1.2        Menurut Harold D Lasswell (Politic) cara terbaik untuk memahami atau menggambarkan komunikasi, maka diajukan pertanyaan...
Who? Says, what? In wich channels? To whom? With what effect?
3.1.3        Kelompok merupakan sekumpulan orang-orang yang terdiri atas tiga orang atau lebih yang memiliki keterkaitan psikologis terhadap sesuatu hal yang saling berinteraksi satu sama lain. Suatu kelompok memiliki suatu tujuan dan organisasi serta cenderung melibatkan interaksi antara anggota-anggotanya.
3.1.4        Komunikasi kelompok merupakan komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang.
3.1.5        Karakteristik komunikasi kelompok, yaitu norma (persetujuan atau perjanjian tentang bagaimana orang-orang dalam suatu kelompok berperilaku satu dengan lainnya; ada tiga kategori norma yaitu norma sosial, prosedural, dan norma tugas) dan peran (pola-pola perilaku yang diharapkan dari setiap anggota kelompok; ada dua fungsi peran dalam kelompok, yaitu fungsi tugas dan fungsi pemeliharaan).
3.1.6        Bentuk Komunikasi Kelompok ; Komunikasi Kelompok Deskriptif dan Komunikasi Kelompok Perspektif .
3.1.7        Format yang biasa dilakukan pada komunikasi kelompok perspektif, antara lain : Diskusi meja bundar, Diskusi panel, Simposium, Forum ceramah, Kolokium, Prosedur parlementer, Konferensi, dan Seminar.
3.1.8        Empat tahap yang harus dilewati seseorang dalam menjalani suatu hubungan dengan anggota kelompok menurut Fisher : Orientasi, Konflik, Pemunculan, dan Peneguhan.

3.2    Penutup
Terlepas dari berbagai kelebihan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terimakasih yang tiada terkira kepada pihak yang telah membantu sehingga terwujudlah karya ini.
Tak ada gading yang tak retak, walau pun kesungguhan untuk menjadikan karya ini sempurna telah dijalani, namun sebagai manusia yang dho’if tentu banyak kekurangan dan kekeliruan yang terdapat dalam karya ini. Maka dari itu, saran dan motivasi dari semua pihak sangat penulis harapkan, guna mengevaluasi dan memperbaiki karya ini untuk menjadi lebih baik lagi di karya-karya berikutnya. Aamiin.

Sukabumi, November 2010

Sri Lestari
NIM. 7020108013

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar