Rabu, 18 Januari 2012

Makalah Persepsi Konsumen


MAKALAH



Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Komunikasi Pemasaran Program Studi Ilmu Komunikasi Semester 5



 






Disusun Oleh :











Nama                         : Sri Lestari
NIM                            : 7020108013
Prodi/Semester       : Ilmu Komunikasi/5
Mata Kuliah             : Komunikasi Pemasaran
Dosen                         : Zulfikar Ali Hakim, S.P.
 
 




                                                                                                                                                                  






SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
STISIP WIDYAPURI MANDIRI SUKABUMI
2010
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, yang telah menganugerahkan ilmu, rahmat, dan cahaya keIslaman-Nya pada kita semua. Yang selalu memberikan yang terbaik bagi ummat-Nya, selalu terpatri dalam qalbu tiap mukmin, insyaAllah. Syukur pada Allah, karena-Nya penulis mampu menyelesaikan karya ini. Shalawat serta salam senantiasa kita curah limpahkan pada junjungan alam, pembawa risalah, pejuang sejati, pemimpin yang suci, manusia termulia sejagat raya, Rasulullah saw.
Dunia ekonomi tak terlepas dari dunia perdagangan dan transaksi jual beli. Pada prosesnya, tentu terdiri dari beberapa elemen yang diantaranya adalah produsen, konsumen, produk, dan distributor.
Menjadi sebuah kompetisi bagi para pedagang untuk merebut hati para konsumen. Banyak hal yang akan mempengaruhi seberapa banyak barang yang laris terjual. Diantaranya adalah kualitas produk, harga produk, dan cara pedagang dalam melayani konsumen. Hal ini yang akan membangun persepsi konsumen. Persepsi konsumen yang akan menggerakkan atau menarik minat konsumen dalam mengkonsumsi atau membeli sebuah barang.
Makalah ini mengupas mengenai seputar; Pengertian Persepsi, Pengertian Konsumen, Membangun Persepsi Konsumen, dan Faktor – Faktor Yang Menentukan Adanya Motif Membeli Produk dan Tipe – tipe Keputusan Konsumen..
Terlepas dari semua itu, penulis sampaikan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada ;
1.      Orang tua dan keluarga, yang selalu menjadi obor penghangat jiwa, motivator tiada henti dalam menggapai kesuksesan ;
2.     Bapak Zulfikar Ali Hakim, S.P, selaku dosen mata kuliah Komunikasi Pemasaran yang telah memberikan pengetahuan, baik itu yang bersifat teoritis maupun empiris yang menjadi lilin kecil dalam penyusunan makalah ini ;
3.     Para cendikia yang menuangkan ide dan pikirannya ke dalam sebuah buku yang menjadi pencerahan bagi tiap insan ;
4.     dan tiap insan yang selalu di sampingku, yang tak bisa kusebutkan satu persatu, namun selalu ada dalam hatiku.
Harapan penulis, semoga karya kecil ini membawa cahaya kecil yang mampu mengubah hidup yang besar, khususnya bagi penulis sendiri yang tengah menempuh pendidikan di bidang yang berhubungan dengan Komunikasi dan umumnya bagi semua pembaca.
Tak ada gading yang tak retak, walau pun kesungguhan untuk menjadikan karya ini sempurna telah dijalani, namun sebagai manusia yang dho’if tentu banyak kekurangan dan kekeliruan yang terdapat dalam karya ini. Maka dari itu, saran dan motivasi dari semua pihak sangat penulis harapkan, guna mengevaluasi dan memperbaiki karya ini untuk menjadi lebih baik lagi di karya-karya berikutnya. InsyaAllah.

Sukabumi, November 2010 M

Sri lestari








DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang
1.2        Rumusan Masalah
1.3        Tujuan Penulisan
1.4        Ruang Lingkup Penulisan
1.5        Metode Penulisan
1.6        Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
PERSEPSI KONSUMEN
2.1  Definisi Persepsi
2.2  Definisi Konsumen
2.3  Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
2.4  Faktor – Faktor Yang Menentukan Adanya Motif Membeli Produk dan Tipe – tipe Keputusan Konsumen

BAB III PENUTUP
3.1    Simpulan
3.2    Penutup





BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang

Dunia ekonomi tak terlepas dari dunia perdagangan dan transaksi jual beli. Pada prosesnya, tentu terdiri dari beberapa elemen yang diantaranya adalah produsen, konsumen, produk, dan distributor.
Menjadi sebuah kompetisi bagi para pedagang untuk merebut hati para konsumen. Banyak hal yang akan mempengaruhi seberapa banyak barang yang laris terjual. Diantaranya adalah kualitas produk, harga produk, dan cara pedagang dalam melayani konsumen. Hal ini yang akan membangun persepsi konsumen. Persepsi konsumen yang akan menggerakkan atau menarik minat konsumen dalam mengkonsumsi atau membeli sebuah barang.
Penting kiranya, sebagai insane komunikasi untuk mempelajari bagaimana cara menarik minat komunikator yang pada posisi ini diduduki oleh konsumen. Salah satu cara agar terbangun sebuah komunikasi efektif adalah dengan membangun persepsi positif di mata konsumen.
Maka dari itu, penulis mencari informasi dan menyusun makalah mengenai persepsi konsumen. Hal ini pun merupakan salah satu upaya pemenuhan tugas mata kuliah Komunikasi Pemasaran Promotion Mix.
1.2Rumusan Masalah
Agar penulisan makalah ini tersusun secara sistematis dan terarah, maka rumusan masalah yang perlu untuk dibahas adalah sebagai berikut :
1.2.1        Apa yang dimaksud dengan Persepsi ?
1.2.2        Apa yang dimaksud dengan Konsumen ?
1.2.3        Hal apa saja yang dapat membangun persepsi konsumen?
1.2.4        Apa Faktor – Faktor Yang Menentukan Adanya Motif Membeli Produk dan Tipe – tipe Keputusan Konsumen?
1.3Tujuan Penulisan
Semua aktifitas yang dilakukan tentunya harus mempunyai tujuan yang jelas, sehingga diharapkan akan memperoleh hasil yang maksimal dan tentu saja dalam proses di dalamnya pun membutuhkan langkah-langkah konkret yang sistematis. Adapun tujuan penulisan makalah ini secara detail adalah sebagai berikut :
1.3.1        Mengetahui pengertian Persepsi.
1.3.2        Mengetahui pengertian Konsumen.
1.3.3        Mengetahui hal apa saja yang dapat membangun persepsi konsumen.
1.3.4        Mengetahui pengertian apa manfaat dari persepsi konsumen dalam meningkatkan kualitas pembelian.

1.4Ruang Lingkup Penulisan
Ruang lingkup karya ini tak terlepas dari rumusan masalah dan tujuan penulisan makalah ini. Adapun ruang lingkup penulisan yang akan di bahas adalah seputar; Pengertian Persepsi, Pengertian Konsumen, Membangun Persepsi Konsumen, dan Faktor – Faktor Yang Menentukan Adanya Motif Membeli Produk dan Tipe – tipe Keputusan Konsumen.
1.5 Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan metode studi pustaka dan analisis kegiatan organisasi berdasarkan pengalaman sendiri dan orang lain. Metode pustaka, yang di mana dalam proses penyusunannya, tak terlepas dari berbagai buku literature yang bisa dipertanggungjawabkan serta rujukan lain berupa artikel-artikel dari internet. Walau begitu, penulis pun selektif dalam memilih buku yang lebih mengarah dan berbobot sebagai penunjang tersusunnya makalah ini.
1.5Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut ;
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.7        Latar Belakang
1.8        Rumusan Masalah
1.9        Tujuan Penulisan
1.10   Ruang Lingkup Penulisan
1.11   Metode Penulisan
1.12   Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
PERSEPSI KONSUMEN
2.5  Definisi Persepsi
2.6  Definisi Konsumen
2.7  Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
2.8  Faktor – Faktor Yang Menentukan Adanya Motif Membeli Produk dan Tipe – tipe Keputusan Konsumen
BAB III PENUTUP
3.1    Simpulan
3.2    Penutup
DAFTAR PUSTAKA








BAB II
PEMBAHASAN
PERSEPSI KONSUMEN
2.1Definisi Persepsi

Persepsi, menurut Rakhmat Jalaludin (1998: 51), adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafslrkan pesan.
Menurut Ruch (1967: 300), persepsi adalah suatu proses tentang petunjukpetunjuk inderawi (sensory) dan pengalaman masa lampau yang relevan diorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran yang terstruktur dan bermakna pada suatu situasi tertentu. Senada dengan hal tersebut Atkinson dan Hilgard (1991: 201) mengemukakan bahwa persepsi adalah proses dimana kita menafsirkan dan mengorganisasikan pola stimulus dalam lingkungan. Gibson dan Donely (1994: 53) menjelaskan bahwa persepsi adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang individu.
Dikarenakan persepsi bertautan dengan cara mendapatkan pengetahuan khusus tentang kejadian pada saat tertentu, maka persepsi terjadi kapan saja stimulus menggerakkan indera. Dalam hal ini persepsi diartikan sebagai proses mengetahui atau mengenali obyek dan kejadian obyektif dengan bantuan indera (Chaplin, 1989: 358).
Sebagai cara pandang, persepsi timbul karena adanya respon terhadap stimulus. Stimulus yang diterima seseorang sangat komplek, stimulus masuk ke dalam otak, kernudian diartikan, ditafsirkan serta diberi makna melalui proses yang rumit baru
kemudian dihasilkan persepsi (Atkinson dan Hilgard, 1991 : 209). Dalam hal ini, persepsi mencakup penerimaan stimulus (inputs), pengorganisasian stimulus dan penerjemahan atau penafsiran stimulus yang telah diorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap, sehingga orang dapat cenderung menafsirkan perilaku orang lain sesuai dengan keadaannya sendiri (Gibson, 1986: 54).
Persepsi adalah interpretasi proses dimana konsumen memahami lingkungan mereka sendiri. Banyak orang percaya bahwa persepsi adalah pasif atau sebaliknya yang kita lihat dan mendengar apa yang diluar sana sangat objektif.
Namun, pada kenyataannya orang benar-benar aktif mempersepsikan stimuli dan objek di sekitar lingkungan mereka. Kastemer melihat apa yangmereka harapkan untuk melihat dan apa yang mereka harapkan untuk melihat tergantung pada kepercayaan umum dan stereotip. Dan karena setiap kelompok (segmen) dan individu memiliki kepercayaan umum dan stereotype yang berbeda-beda sehingga menimbulkan persepsi terhadap suatu lingkungan pemasaran juga menjadi beragam. Oleh karena itu, marketer harus menyadari perbedaan tersebut agar dapat menyesuaikan stimuli pemasaran (yakni iklan, kemasan, harga dll) dengan persepsi mereka sehingga sesuai dengan segmen yang

2.2Definisi Konsumen
Menurut pengertian Pasal 1 angka 2 UU PK, “Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.”
Anda tentu memahami bahwa tidak semua barang setelah melalui proses produksi akan langsung sampai ke tangan pengguna. Terjadi beberapa kali pengalihan agar suatu barang dapat tiba di tangan konsumen. Biasanya jalur yang dilalui oleh suatu barang adalah:
Produsen – Distributor – Agen – Pengecer – Pengguna
Lebih lanjut, di ilmu ekonomi ada dua jenis konumen, yakni konsumen antara dan konsumen akhir. Konsumen antara adalah distributor, agen dan pengecer. Mereka membeli barang bukan untuk dipakai, melainkan untuk diperdagangkan Sedangkan pengguna barang adalah konsumen akhir.
Yang dimaksud di dalam UU PK sebagai konsumen adalah konsumen akhir. Karena konsumen akhir memperoleh barang dan/atau jasa bukan untuk dijual kembali, melainkan untuk digunakan, baik bagi kepentingan dirinya sendiri, keluarga, orang lain dan makhluk hidup lain.
  • Menurut Hornby :
“Konsumen (consumer) adalah seseorang yang membeli barang atau menggunakan jasa; seseorang atau suatu perusahaan yang membeli barang tertentu atau menggunakan jasa tertentu; sesuatu atau seseorang yang menggunakan suatu persediaan atau sejumlah barang; setiap orang yang menggunakan barang atau jasa”.
2.3   Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Proses pembentukan persepsi dijelaskan oleh Feigi (dalam Yusuf, 1991: 108) sebagai pemaknaan hasil pengamatan yang diawali dengan adanya stimuli. Setelah mendapat stimuli, pada tahap selanjutnya terjadi seleksi yang berinteraksi dengan "interpretation", begitu juga berinteraksi dengan "closure". Proses seleksi terjadi pada saat seseorang memperoleh informasi, maka akan berlangsung proses penyeleksian pesan tentang mana pesan yang dianggap penting dan tidak penting. Proses closure terjadi ketika hasil seleksi tersebut akan disusun menjadi satu kesatuan yang berurutan dan bermakna, sedangkan interpretasi berlangsung ketika yang bersangkutan memberi tafsiran atau makna terhadap informasi tersebut secara menyeluruh. Menurut Asngari (1984: 12-13) pada fase interpretasi ini, pengalaman masa silam atau dahulu. memegang peranan yang penting.
Faktor-faktor fungsional yang menentukan persepsi seseorang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain termasuk yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal (Rakhmat 1998: 55). Selanjutnya Rakhmat menjelaskan yang menentukan persepsl bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberi respon terhadap stimuli. Persepsi meliputi juga kognisi (pengetahuan), yang mencakup penafsiran objek, tanda dan orang dari sudut pengalaman yang bersangkutan (Gibson, 1986 : 54). Selaras dengan pernyataan tersebut Krech, dkk. (dalam Sri Tjahjorini Sugiharto 2001: 19) mengemukakan bahwa persepsi seseorang ditentukan oleh dua faktor utama, yakni pengalaman masa lalu dan faktor pribadi. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan faktor pribadi adalah faktor insternal anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).
Faktor-faktor yang memengaruhi persepsi bisa terletak dalam diri pembentuk persepsi, dalam diri objek atau target yang diartikan, atau dalam konteks situasi di mana persepsi tersebut dibuat.[1] a.Asumsi Yang Didasarkan Pada Pengalaman Masa Lalu dan Persepsi Persepsi yang dipengaruhi oleh asumsi – asumsi yang didasarkan pada pengalaman masa lalu dikemukakan oleh sekelompok peneliti yang berasal dari Universitas Princenton seperti Adelbert Ames, Jr, Hadley Cantril, Edward Engels, William H. Ittelson dan Adelbert Amer, Jr. Mereka mengemukakan konsep yang disebut dengan pandangan transaksional (transactional view). Konsep ini pada dasarnya menjelaskan bahwa pengamat dan dunia sekitar merupakan partisipan aktif dalam tindakan persepsi. Para pemikir transaksional telah mengembangkan sejumlah bukti yang meyakinkan bahwa persepsi didasarkan pada asumsi. Salah satu yang paling menonjol, yang ditemukan oleh Adelbert Amer, Jr., disebut monocular distorted room. “Ruangan dibangun sedemikian rupa sehingga dinding belakang berbentuk trapesium, dimana jarak vertikal ke atas dan ke bawah pada sisi kiri dinding lebih panjang daripada jarak vertikal ke atas dan ke bawah pada sisi kanan dinding. Dinding belakang terletak pada suatu sudut, sehingga sisi kiri terlihat lebih jauh ke belakang dari pada sisi kanan. Jika seorang pengamat berdiri di depan ruangan dan mengamati melalui sebuah lubang kecil, maka ruangan akan terlihat seperti sebuah ruangan yang benar – benar membentuk empat persegi panjang. Jika dua orang berjalan melalui ruangan dan berdiri pada sudut belakang, maka sesuatu yang menarik akan terjadi. Bagi si pengamat yang melihat melalui sebuah lubang, salah satu orang yang berada di sisi kanan akan terlihat sangat besar karena orang ini berada lebih dekat dengan si pengamat dan memenuhi keseluruhan ruangan antara lantai dan langit – langit. Sedangkan orang yang berada di sisi kiri akan terlihat sangat kecil karena berada jauh dari si pengamat. Ilusi ini terjadi karena pikiran si pengamat mengasumsikan bahwa dinding belakang parallel dengan dinding depan ruangan. Asumsi ini berdasarkan pengalaman terdahulu yang menggunakan ruangan – ruangan lain yang mirip. Ilusi ini akan semakin kuat apabila dua orang yang berada di sudut yang berbeda tersebut saling bertukar tempat, maka salah satu akan terlihat lebih besar dan yang satunya lagi terlihat lebih kecil tepat di depan mata si pengamat ”(www.Britannica.com).

2.4   Faktor – Faktor Yang Menentukan Adanya Motif Membeli Produk dan Tipe – tipe Keputusan Konsumen
Faktor – faktor yang menentukan adanya motif membeli produk (Kotler, 2002: 206) :
a. Harga
Suku bunga termasuk ke dalam faktor yang menjadi motif konsumen untuk membeli produk bank. Pengertian harga berbeda dengan produk lainnya. Semakin besar bunga yang ditawarkan merupakan murahnya harga suatu produk sehingga akan membuat tertarik para calon nasabah.
b. Service yang ditawarkan
Pelayanan merupakan service yang di tawarkan oleh bank kepada nasabahnya. Pelayanan yang baik akan dijadikan motif para nasabah untuk membeli produk bank.
c. Lokasi strategis
Lokasi yang strategis dapat dijadikan motif nasabah dalam membeli produk bank. Strategis dalam hal ini diartikan bahwa letak atau lokasinya dapat dengan mudah dijangkau oleh nasabah dan terletak dipusat kegiatan perekonomian.
d. Kemampuan tenaga penjual
Kepercayaan merupakan termasuk kemampuan tenaga penjual dimana faktor ini juga merupakan motif bagi para nasabah / konsumen dalam membeli suatu produk.
e. Periklanan
Promosi secara besar–besaran akan menjadikan motif bagi nasabah untuk membeli produk bank.
Tipe – tipe Keputusan Konsumen
Ada dua macam tipe keputusan produk maupun jasa yang dibuat oleh konsumen, yaitu :
1. Konsumen harus mengambil keputusan – keputusan tentang tipe – tipe produk dan jasa yang diperlukan oleh mereka.
2. Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek tertentu dan bagaimana cara pencapaiannya :
a. Keputusan konsumen disebut juga assortiment decision sedangkan jenis kedua adalah keputusan yang berkaitan dengan pasar (Market Related Decision).
b. Keputusan yang berhubungan dengan pasar bersumber pada hubungan – hubungan keputusan – keputusan yang akan diambil dengan produk dan merek khusus yang diperlukan untuk mengimplementasikan sebuah strategi assortimen.




























BAB III
PENUTUP
3.1   Simpulan
3.1.1     Persepsi adalah interpretasi proses dimana konsumen memahami lingkungan mereka sendiri. Banyak orang percaya bahwa persepsi adalah pasif atau sebaliknya yang kita lihat dan mendengar apa yang diluar sana sangat objektif.
3.1.2     Menurut pengertian Pasal 1 angka 2 UU PK, “Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.”
3.1.3     Faktor-faktor fungsional yang menentukan persepsi seseorang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain termasuk yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal (Rakhmat 1998: 55).
3.1.4     Faktor – faktor yang menentukan adanya motif membeli produk (Kotler, 2002: 206) : a. Harga, b. Service yang ditawarkan, c. Lokasi strategis, d. Kemampuan tenaga penjual, dan e. Periklanan.

3.2   Penutup
Terlepas dari berbagai kelebihan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terimakasih yang tiada terkira kepada pihak yang telah membantu sehingga terwujudlah karya ini.
Tak ada gading yang tak retak, walau pun kesungguhan untuk menjadikan karya ini sempurna telah dijalani, namun sebagai manusia yang dho’if tentu banyak kekurangan dan kekeliruan yang terdapat dalam karya ini. Maka dari itu, saran dan motivasi dari semua pihak sangat penulis harapkan, guna mengevaluasi dan memperbaiki karya ini untuk menjadi lebih baik lagi di karya-karya berikutnya. Aamiin.

Sukabumi, November 2010

Sri Lestari
NIM. 7020108013



















Maaf ya, tidak disusun dengan rapi dan mengurut...
 Semoga Bermanfaat.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar