BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring berjalannya waktu, setiap makhluk akan
berubah. Pun halnya dengan kondisi manusia sebagai lakon utama dalam kehidupan
ini. Manusia sebagai pelaku komunikasi terbesar di dunia ini.
Berbicara manusia dan kehidupan sosial yang di
dalamnya terjadi proses komunikasi, maka seiring perubahan alam, komunikasi pun
akan berubah. Berubah sesuai perkembangan zaman atau lebih popular dengan
istilah ke-kontemporer-an.
Perubahan-perubahan akan menuntut kita untuk
mempelajari lebih intens mengenai perubahan itu sendiri. Hal tersebut dilakukan
adalah agar kita lebih memahami mengenai hidup ini. Pun halnya dengan perubahan
yng terjadi dalam komunikasi.
Sebagai insane komunikasi, penting kiranya kita
mempelajari mengenai fenomena yang terjadi proses perubahan komunikasi dari
dulu hingga saat ini(baca:kontemporer). Tujuannya adalah agar terwujudnya
komunikasi efektif.
1.2 Rumusan Masalah
Agar penulisan makalah ini tersusun secara
sistematis dan terarah, maka rumusan masalah yang perlu untuk dibahas adalah
sebagai berikut :
1.2.1
Apa yang dimaksud dengan Komunikasi
?
1.2.2
Apa yang dimaksud dengan Komunikasi Antar
Pribadi ?
1.2.3
Bagaimana keterkaitan
antara komunikasi antar pribadi dalam kekontemporeran ?
1.3 Tujuan Penulisan
Semua aktifitas yang dilakukan tentunya harus
mempunyai tujuan yang jelas, sehingga diharapkan akan memperoleh hasil yang
maksimal dan tentu saja dalam proses di dalamnya pun membutuhkan
langkah-langkah konkret yang sistematis. Adapun tujuan penulisan makalah ini
secara detail adalah sebagai berikut :
1.3.1
Mengetahui pengertian Komunikasi.
1.3.2
Mengetahui maksud dari Komunikasi Antar Pribadi
1.3.3
Mengetahui keterkaitan
antara komunikasi antar pribadi dalam kekontemporeran.
1.4 Ruang Lingkup Penulisan
Ruang lingkup karya ini tak terlepas dari
rumusan masalah dan tujuan penulisan makalah. Adapun ruang lingkup penulisan
yang akan di bahas adalah seputar Pengertian Komunikasi,
Komunikasi Antar Pribadi, dan Keterkaitan Antara
Komunikasi Antar Pribadi Dalam Kekontemporeran.
1.5 Metode
Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, penulis
menggunakan metode studi pustaka. Dimana dalam proses penyusunannya, tak
terlepas dari berbagai buku literature yang bisa dipertanggungjawabkan. Walau
begitu, penulis pun selektif dalam memilih buku yang lebih mengarah dan
berbobot sebagai penunjang tersusunnya makalah ini dan sebagai insane
komunikasi, penulis pun mencoba mencari alternative lain dalam menemukan
berbagai informasi yaitu melalui internet. Selain itu, penulis pun melakukan
observsi langsung. Di mana dalam prosesnya, penulis secara langsung mengadakan
dialog/ komunikasi dengan masing-masing orang yang berbeda. Hal ini bertujuan
agar dalam proses penulisan makalah ini terdapat unsure orsinilitas.
1.5 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut ;
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan Penulisan
1.4
Ruang Lingkup Penulisan
1.5
Metode Penulisan
1.6
Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Definisi Komunikasi.
2.2
Komunikasi Antar Pribadi
2.3
Tinjauan Komunikasi Antar
Pribadi dalam Ke-Kontemporer-an
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Penutup
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Komunikasi
Berbagai definisi mengenai
komunikasi menunjukkan bahwa komunikasi merupakan kajian keilmuan yang
mempunyai cakupan yang begitu kompleks dan dinamis. Komunikasi menyangkut semua
aspek. Komunikasi tak terlepas dari manusia dan kehidupannya. Adapun secara
definitif bahwa komunikasi menurut para ahli adalah sebagai berikut.
a.
Komunikasi menurut Carl I
Houvland (Pakar Psikolog)
”Proses yang memungkinkan seseorang (komunikator)
menyampaikan rangsangan (biasanya lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang
lain.”
b.
Komunikasi menurut
R.Miller
”Terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan
kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima”
c.
Komunikasi menurut Everett
M Rogers
”Proses di mana suatu ide dialihkan dari suatu sumber
kepada suatu penerima dengan maksud untuk mengubah perilaku mereka”.
d.
Komunikasi menurut Stewerd
L Tubbs dan Sylvia Moss
”Proses pembentukkan makna diantara dua orang atau
lebih”.
e.
Komunikasi menurut Carl I
Houvland (Pakar Psikolog)
”Cara terbaik untuk menggambarkan komunikasi adalah
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, Who? Says, what? In which channels? To
whom? With what effect?”
Menurut Roucek dan Warren,
komunikasi itu adalah suatu proses pemindahan atau pengoperan fakta-fakta,
keyakinan-keyakinan sikap, reaksi-reaksi emosional, serta berbagai bentuk
kesadaran manusia. Senada dengan pendapat Roucek & Warren ini adalah
pendapatnya Cherry, yang menegaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses di
mana pihak-pihak peserta saling menggunakan informasi, dengan tujuan mencapai
pengertian bersama yang lebih baik mengenai masalah yang penting bagi semua
pihak yang bersangkutan. Proses ini, dan kaitan hubungan yang ada di antara
peserta dalam proses, kita sebut komunikasi. Komunikasi bukan merupakan
jawabannya itu sendiri, tetapi pada hakikatnya merupakan kaitan hubungan yang
ditimbulkan oleh penerusan rangsangan dan pembangkitan balasannya.
2.2 Komunikasi Antar Pribadi
Dari sudut aktivitasnya, komunikasi antarmanusia itu melalui
beberapa-tahap, yaitu tahap intrapribadi (intrapersonal communication),
kemudian tahap komunikasi antarpribadi (interpersonal communication), dan group
communication.
Intrapersonal communication
adalah komunikasi dengan dirinya sendiri. Ini merupakan cara di mana individu
mengolah informasi atas dasar pengalaman hidup mereka sendiri. Oleh karena itu,
komunikasi akan mengalami hambatan/kendala yang serius apabila yang melakukan
komunikasi itu memiliki pengalaman hidup yang sangat berbeda. Ada yang
mengatakan bahwa intrapersonal communication itu tidak lain adalah proses
berpikir yang terjadi pada diri seseorang sebelum mengambil keputusan untuk
menerima atau menolak stimulus yang dihadapinya.
Komunikasi antarpribadi
(interpersonal communication) sering dilakukan secara tatap muka (face to face)
. Oleh karena itu, bahasa/kata-kata merupakan sarana utamanya. Sekalipun
demikian, penggunaan secara kombinasi dan sekaligus antara berbagai
simbol-simbol lainnya, seperti gerakan tangan, ekspresi wajah dan sebagainya
tentulah lebih positif karena dapat lebih mempertegas makna informasi dalam
komunikasi yang sedang dilakukan.
Dalam definisi komunikasi
antarpribadi berdasarkan komponen, kita dapat melakukan identifikasi
komponen-komponen utama dari komunikasi antarpribadi tersebut, sementara dalam
definisi berdasarkan hubungan atau diadik, komunikasi antarpribadi
didefinisikan sebagai komunikasi yang berlangsung antara 2 orang yang mempunyai
hubungan yang jelas; dalam definisi berdasarkan pengembangan, komunikasi
antarpribadi didefinisikan sebagai suatu perkembangan atau kemajuan dari
komunikasi tak-pribadi pada satu ekstrem ke komunikasi pribadi di ekstrem yang
lain.
Komunikasi antarpribadi
dibedakan dari jenis komunikasi yang lain karena (1) prediksi lebih didasarkan
atas data psikologis ketimbang data sosiologi; (2) prediksi didasarkan atas
pengetahuan yang menjelaskan (explanatory knowledge) tentang satu sama lain;
dan (3) perilaku didasarkan pada aturan-aturan yang ditetapkan secara pribadi.
Hubungan antarpribadi terbina melalui tahap-tahap. Setidak-tidaknya ada lima
tahap kontak, keterlibatan, keakraban, perusakan, dan pemutusan. Sementara itu
daya tarik antarpribadi bergantung pada sedikitnya lima faktor, yaitu: daya
tarik (fisik dan kepribadian); kedekatan; pengukuhan; kesamaan; dan
komplementaritas.
Group communication adalah
komunikasi antara seseorang dengan sejumlah orang yang berkumpul bersama-sama
dalam bentuk kelompok. Kelompok ini bisa kecil, tetapi bisa juga besar.
Besar-kecilnya jumlah anggota komunikasi kelompok ini tidak dapat dijadikan
sebagai ukuran untuk menyebut besar-kecilnya komunikasi kelompok. Yang jelas,
smal group communication (komunikasi kelompok kecil) itu bersifat lebih
rasional, face to face, kohesinya lebih kuat, dan terjadi solidaritas yang
dinamis. Komunikasi pada kelompok kecil ini menguntungkan karena tanggapan para
komunikan terhadap komunikator dapat langsung saat itu (bersifat dialogis).
Large group communication
tidak lain adalah kelompok komunikan yang jumlahnya banyak/besar. Komunikan
hampir-hampir tak punya peluang untuk memberi respons verbal kepada
komunikator. Jadi, situasi dialogis tidak ada. Pada large group communication
ini sering kali terjadi contagion mentale atau biasa disebut dengan wabah
mental. Misalnya saja, ada salah seorang bertepuk tangan maka dengan segera
akan diikuti oleh yang lain, demikian pula apabila seseorang mengucapkan
yell-yell tertentu maka akan segera diikuti yang lain pula. Itulah sebabnya orang-orang
di dalam komunikasi kelompok besar ini sering kali mengalami regresi
intelektualita, tetapi emosinya menaik. Jangan heran kalau di dalam large group
communication ini mudah untuk digerakkan sesuai dengan keinginan komunikator
(mungkin positif, akan tetapi mungkin juga negatif).
2.3 Tinjauan Komunikasi Antar
Pribadi dalam Ke-Kontemporer-an
Diri
pribadi adalah suatu ukuran kualitas yang memungkinkan seseorang untuk dianggap
dan dikenali sebagai individu yang berbeda dengan individu lainnya. Kualitas
yang membuat seseorang memiliki kekhasan sendiri sebagai manusia ini, tumbuh
dan berkembang melalui interaksi sosial, yaitu berkomunikasi dengan orang lain.
Individu tidak dilahirkan dengan membawa kepribadian.
Telah dijelaskan di atas mengenai apa itu komunikasi
antar pribadi, factor-faktornya, tahapan dan jenisnya. Sehingga tak perlu
penulis jelaskan kembali mengenai hal tersebut pada sub bab ini. Penulis akan
lebih mengkaji mengenai kekontemporeran komunikasi antar pribadi.
Mengupas mengenai komunikasi antar pribadi dan
kekontemporerannya, maka hal yang lebih menonjol adalah pada media komunikasi
yang erat dengan perkembangan teknologi. Ke-kontemporeran akan sangat jelas
terlihat di sana. Perkembangan teknologi saat ini sangatlah pesat.
Keberadaannya membawa pengaruh yang sangat besar bagi kelangsungan hidup
manusia.
Berbicara teknologi berkaitan dengan komunikasi
antar pribadi, maka saat ini tengah merajalela teknologi komunikasi yang
bernama handphone. Tak dapat dipungkiri bahwa handphone merupakan alat
komunikasi yang tidak dapat ditinggalkan oleh manusia modern ini. Keberadaannya
seakan menjadi kebutuhan primer. Kemana pun manusia pergi, barang mungil ini
selalu nangkring. Baik di saku maupun
di tas.
Selain handphone, internet pun sangat
berkontribusi dalam akselerasi perkembangan zaman dan komunikasi. Namun sekali
lagi, bahwa memang pada dasarnya teknologi akan membuat mudah hidup manusia,
dan bukan berarti semuanya serba sempurna. Maksudnya adalah bahwa dengan teknologi
pun ada sisi lain yang merupakan efek negative. Misalnya dalam proses
komunikasi antar persona dengan menggunakan media teknologi, antara komunikator
dan komunikan tidak langsung bertemu. Sehingga hal tersebut akan memicu
kurangnya keefektifan komuikasi.
Pada proses komunikasi antar pribadi dengan
menggunakan teknologi sebagai medianya, maka kerap terjadi miss communication. Hal ini biasanya disebabkan oleh adanya
perbedaan persepsi antar pribadi komunikasi.
Pengalaman
dalam kehidupan akan membentuk diri pribadi setiap manusia, tetapi setiap orang
juga harus menyadari apa yang sedang terjadi dan apa yang telah terjadi pada
diri pribadinya. Kesadaran terhadap diri pribadi ini pada dasarnya adalah suatu
proses persepsi yang ditujukan pada dirinya sendiri.
BAB IV
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.1.1 Komunikasi menurut Carl I
Houvland (Pakar Psikolog) ”Cara terbaik
untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan,
Who? Says, what? In which channels? To whom? With what effect?”
3.1.2 Komunikasi antarpribadi
(interpersonal communication) sering dilakukan secara tatap muka (face to face)
. Oleh karena itu, bahasa/kata-kata merupakan sarana utamanya. Sekalipun
demikian, penggunaan secara kombinasi dan sekaligus antara berbagai simbol-simbol
lainnya, seperti gerakan tangan, ekspresi wajah dan sebagainya tentulah lebih
positif karena dapat lebih mempertegas makna informasi dalam komunikasi yang
sedang dilakukan.
3.1.3
Diri pribadi adalah suatu ukuran kualitas yang memungkinkan seseorang untuk
dianggap dan dikenali sebagai individu yang berbeda dengan individu lainnya.
Kualitas yang membuat seseorang memiliki kekhasan sendiri sebagai manusia ini,
tumbuh dan berkembang melalui interaksi sosial, yaitu berkomunikasi dengan
orang lain. Individu tidak dilahirkan dengan membawa kepribadian.
3.2 Penutup
Terlepas dari berbagai
kelebihan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan
terimakasih yang tiada terkira kepada pihak yang telah membantu sehingga
terwujudlah karya ini.
Tak ada gading yang tak
retak, walau pun kesungguhan untuk menjadikan karya ini sempurna telah
dijalani, namun sebagai manusia yang dho’if tentu banyak kekurangan dan
kekeliruan yang terdapat dalam karya ini. Maka dari itu, saran dan motivasi
dari semua pihak sangat penulis harapkan, guna mengevaluasi dan memperbaiki
karya ini untuk menjadi lebih baik lagi di karya-karya berikutnya. Aamiin.
Sukabumi, Januari 2011
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
Murom,
Syubanuddin. Modul Mata Kuliah Pengantar
Komunikasi. Sukabumi : STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi, 2008.
Taqur,
Firman. Modul Mata Kuliah Teori
Komunikasi. Sukabumi : STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi, 2009.
Salim,
Fajar. Modul Mata Kuliah Komunikasi
Kontemporer. Sukabumi : STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi, 2010.
Wikipedia.
sya copy y gan makalah ny
BalasHapustanks sebelum nya
Yeni perde modelleri
BalasHapusSMS ONAY
mobil ödeme bozdurma
NFT NASİL ALİNİR
ANKARA EVDEN EVE NAKLİYAT
trafik sigortası
DEDEKTÖR
web sitesi kurma
Ask Kitaplari
smm panel
BalasHapusSMM PANEL
iş ilanları
instagram takipçi satın al
hirdavatciburada.com
Https://www.beyazesyateknikservisi.com.tr
servis
Tiktok hile
maltepe bosch klima servisi
BalasHapusbeykoz vestel klima servisi
beykoz bosch klima servisi
tuzla vestel klima servisi
tuzla arçelik klima servisi
çekmeköy samsung klima servisi
tuzla beko klima servisi
ataşehir lg klima servisi
kadıköy samsung klima servisi